-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Dispertan Grobogan Dorong Gerdal Hama Tikus pada Kelompok Tani

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Dispertan Grobogan Dorong Gerdal Hama Tikus pada Kelompok Tani

Petani melakukan gerdal tikus. 

GROBOGANTODAY - Pengendalian tikus sawah guna menjaga produksi dan ketahanan pangan nasional dapat dilakukan dengan kearifan lokal seperti dengan cara gropyokan seperti yang dilakukan para petani di Kabupaten Grobogan. Daerah ini merupakan salah satu sentra produksi beras, jagung dan kedelai di provinsi Jawa Tengah. 

Sunanto, Kadinas Pertanian Kabupaten Grobogan mengatakan, gropyokan untuk membasmi tikus merupakan wujud kearifan lokal tradisional yang murah, mudah, sederhana, ramah lingkungan dan mempererat silahturahmi diantara petani dan petugas.


Setiap kelompok tani yang akan melakukan gerakan pengendalian (gerdal) tikus di berbagai lokasi di Kabupaten Grobogan bisa berkoordinasi dengan dinas. 


" Untuk gerdal, dinas memberikan obat dan alat juga disediakan. Kami berharap, kelompok tani yang banyak tikus di wilayahnya untuk mengajukan gropyokan, " ujarnya. 


Menurutnya, gropyokan harus terus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan agar efektif menekan populasi hama tikus dalam rangka mengamankan produksi pertanian. 


" Tikus satu ekor dalam setahun bisa menjadi 52 ekor. Sedangkan hewan pemangsa tikus, seperti ular juga banyak diburu orang. Jadi tikus berkembang tak terkendali, " katanya. 


Cara gropyokan dilakukan dengan menggali lubang-lubang aktif atau menggunakan bahan pengasapan. Gerdal tikus tidak hanya dilaksanakan satu kali, namun berulang-ulang. 


" Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan hama yang relatif sulit dikendalikan salah satunya karena tikus cepat dalam berkembang biak. Hewan pengerat ini juga mampu merusak hingga 80% tanaman pada satu petak dalam satu malam dan menyerang mulai dari akar, batang, daun, hingga buahbuah, " ujarnya. 


Selain menggunakan racun pembasmi tikus, Sunanto menyarankan petani di Grobogan untuk menggunakan burung hantu sebagai salah satu cara untuk membasmi hama tikus yang kerap merusak hasil panen petani. Hewan dengan nama lain tyto alba kini menjadi andalan para petani lokal agar hasil panen tidak dirusak oleh tikus. 


"Cara ini dirasa lebih efektif dibandingkan dengan memasang jebakan yang teraliri arus listrik. Sebab, beberapa waktu yang lalu terdapat warga yang tewas akibat menginjak jebakan tersebut. Sehingga, pemasangan jebakan listrik ini cukup beresiko dan dapat menyebabkan orang meninggal apabila tidak sengaja terinjak," katanya.


Memang, memilih burung hantu sebagai predator puncak pengendali hama tikus ini sebuah pilihan yang tepat. Sebab, burung hantu ini sanggup berburu sekitar 6 ekor tikus setiap harinya. Sehingga, hama tikus ini dapat dikendalikan.


Tercatat, lebih dari 1.000 unit Rubuha(rumah burung hantu) dibuat di Kabupaten Grobogan. Menurutnya, lambat laun, cara mengendalikan hama tikus menggunakan burung hantu ini dirasa cukup efektif dan dapat menekan angka populasi hama tikus di areal persawahan.


"Bisa dilihat di daerah yang terdapat rubuha, seperti di Desa Trisari, Kecamatan Gubug hama tikus bisa dikendalikan. Berbeda jauh dengan areal yang tidak memiliki rubuha," pungkasnya. 

Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post