Kirab Boyong Grobog Hari Jadi Grobogan ke 297 Berlangsung Meriah
Rombongan kirab boyong grobog melintasi jembatan Sungai Lusi. |
Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari Jadi Kabupaten Grobogan diisi dengan ritual "Boyong grobog", yakni memboyong "grobog atau tempat pusaka" dari Kecamatan Grobogan menuju Kota Purwodadi sejauh delapan kilometer.
"Grobog" yang merupakan cikal bakal nama Kabupaten Grobogan yang berdiri pada tahun 1726. Grobog adalah sebuah kotak kayu yang digunakan untuk menyimpan pusaka. Grobog tersebut merupakan peninggalan Pangeran Puger yang merupakan Bupati pertama Grobogan.
Grobog dikirab dari Kecamatan Grobogan menuju kota Purwodadi untuk memperingati pindahnya pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan dari Kecamatan Grobogan ke kota Purwodadi pada tahun 1864.
“Ini merupakan sejarah perpindahan pemerintahan dari Kecamatan Grobogan ke Purwodadi,” jelas Bupati Grobogan, Sri Sumarni, Jumat(3/3/2023).
Menurut bupati, tahun ini peringatan hari jadi lebih meriah dari tahun sebelumnya. Setelah pandemi selama dua tahun. Bupati berharap, dengan bertambahnya usia Kabupaten Grobogan, kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.
"Saya mengajak semua untuk bergotong royong membangun kabupaten Grobogan. Ayo kita meneruskan perjuangan bupati-bupati sebelumnya. Kita masih punya PR kemiskinan dan stunting. Alhamdulillah stunting sudah turun," katanya.
Warga berebut gunungan di Alun-alun Purwodadi. |
Kirab Boyong Grobog diikuti Bupati, FKPD dan para kades. Sebanyak 20 gunungan berisi hasil bumi diperebutkan oleh warga. Mereka percaya bisa mendapatkan berkah dari gunungan yang terbuat dari hasil bumi tersebut, sehingga mereka rela berdesak-desakan untuk rebutan.
“Setiap tahun pasti saya ikut kesini. Semoga bisa membawa berkah,” jelas Maria, warga yang ikut rebutan gunungan.
Ungkapan yang sama diungkapkan Hariyanto, dia berharap dengan apa yang diperolehnya dari gunungan, bisa mendapatkan rejeki yang lancar. “Terlepas dari ini semua, yang penting berdoa kepada Yang di Atas saja. Semoga dapat berkah doanya,” tuturnya sambil menunjukkan sayur yang ia dapat.
Gunungan sengaja disuguhkan kepada masyarakat sebagai bentuk sedekah, tanda syukur melimpahnya pangan, dengan harapan hasil panen di Kabupaten Grobogan dari tahun ke tahun bisa semakin melimpah.
“Semoga Grobogan makin hebat, warga sejahtera, yang tani panennya melimpah,” pungkas Sri Sumarni.
Post a Comment
Post a Comment