-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Warga Segorogunung Lestarikan Tradisi Nyadran di Makam Brawijaya V

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Warga Segorogunung Lestarikan Tradisi Nyadran di Makam Brawijaya V

Warga Dusun Segoro Gunung mengadakan doa bersama 
di makam Brawijaya V. 

GROBOGANTODAY - Di beberapa wilayah di Kabupaten Grobogan, bulan suro menjadi ajang syukuran untuk menggelar selamatan kampung. Seperti halnya di Dusun Segorogunung, Desa Nglinduk, Kecamatan Gabus, Jumat(2/9/2022) pagi. Ratusan warga berkumpul di makam leluhur setempat, untuk selanjutnya diadakan doa bersama.


Ratusan warga Dusun Segorogunung, baik pria maupun wanita berbondong-bondong menuju sebuah kompleks makam kuno di tengah hutan jati. Menurut Susilo, Kadus Segorogunung, dari cerita nenek moyang, makam tersebut merupakan makam Brawijaya V bersama beberapa keluarga dan abdi kerajaan.


"Ratusan tahun acara ini telah dilaksanakan, yakni nyadran. Kami percaya makam tersebut adalah makam Raja Brawijaya," ungkapnya. 


Kadus Segorogunung mengatakan,  acara selamatan tersebut rutin dilaksanakan tiap tahun di bulan Muharam atau bulan syura dalam kalender Jawa. Dimaksudkan, agar tahun baru ini warga di kampungnya diberikan berkah dan keselamatan oleh Allah SWT.


"Bulan Suro tahun ini gak ada hari Jum'at Legi, maka acaranya mundur ke bulan Safar," ujarnya. 


Ia menambahkan, selamatan kampung ini juga sekaligus sebagai media silaturahim untuk menjaga kerukunan antar warga kampung. Tasyakuran ditutup dengan membaca tahlil dan doa bersama yang dipimpin ulama setempat.


” Ini wujud rasa syukur kami setelah satu tahun, diberikan kesehatan dan bertemu kembali dengan tahun baru islam, " katanya. 


Tak hanya itu, lanjut Susilo, setiap tahun ada beberapa warga yang mengadakan syukuran di area makam karena telah tercapainya suatu hajat. Biasanya mereka menyembelih kambing dan langsung dimasak di tempat tersebut. 


"Biasanya syukuran hajatnya telah tercapai. Setelah daging kambingnya dimasak, dibagikan dan dimakan bersama," ujarnya. 


Sedangkan makanan yang dibawa warga dari rumah dikumpulkan jadi satu. Kemudian beberapa warga membaginya kembali ke daun-daun jati yang sudah disiapkan sebelumnya.


"Makanan yang sudah dibagi dan didoakan bisa dimakan disini atau dibawa pulang," ungkapnya. 

SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post