-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Menyikapi Isu Kebhinnekaan Dengan Kirab Budaya

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Menyikapi Isu Kebhinnekaan Dengan Kirab Budaya


GROBOGAN- Menyikapi isu Nasional tentang kebhinekaan yang merebak dewasa ini, dalam rangka diesnatalis ke-31 SMP Negeri 2 Toroh menyelenggarakan kirab budaya,Minggu(27/11).Dari lapangan Desa Depok, Kecamatan Toroh 1.015 siswa berjalan kaki sejauh 2 kilometer menuju sekolah mereka.

Para siswa pawai dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia serta pakaian berbagai profesi pekerjaan. Selain itu, peserta juga menampilkan berbagai macam seni budaya daerah, tidak saja di daerahnya sendiri,melainkan juga daerah lain. Yuni,siswi kelas 7 yang mengenakan pakain adat Lampung  merasa senang  karena bisa memeriahkan diesnatalis sekolahnya.”Belajar menghargai perbedaan juga,” tuturnya.

Ribuan penonton di sepanjang jalan menyaksikan kirab budaya ini. Salah satunya adalah seni ondel-ondel dari betawi yang sangat mendapatkan apresiasi dari penonton. Mereka menggunakan momen itu untuk berfoto dengan ondel-ondel. Seperti halnya Dewi(28), warga Toroh ini mengajak anaknya untuk foto bersama ondel-ondel. “Jarang ada kesempatan seperti ini,” pungkasnya.

Menurut Kepala sekolah SMP Negeri 2 Toroh, Agus Prasetyo, momen disnatalis di sekolah yang dipimpinnya tersebut digunakan untuk memberi pemahaman kepada siswa untuk lebih menghargai perbedaan. Bahwa bangsa Indonesia yang besar ini, terbentuk bukan dari satu golongan, suku,ras, atau agama saja. Namun dari berbagai macam keanekaragaman. “ Makanya kita ambil tema Persatuan dan Kesatuan untuk Tetap NKRI, “ jelasnya.

Agus menambahkan,kirab budaya tersebut dimaksudkan  untuk memberikan wadah kepada siswa untuk mengekspresikan seni yang mereka peroleh dari ekstrakulikuler yang selama ini mereka ikuti. “ Ada marching band, batik carnival I ditampilkan dan pakaian daur ulang yang tadi ditampilkan,” terangnya.

Kirab budaya merupakan acara puncak diesnatalis SMP Negeri 2 Toroh. Sebelumnya telah dilaksanakan berbagai macam acara, yaitu lomba kebahasaan, lomba membuat menara dari barang bekas, serta penyerahan 23 sepeda kepada anak yatim piatu. “Dengan pelaksanaan acara dies natalis tersebut diharapkan sekolah bisa lebih berprestasi,baik akademis maupun non akademis,” imbuh Agus.(ire)
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post