-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Keren, Warga Grobogan Ini Manfaatkan Limbah untuk Membuat Wayang

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Keren, Warga Grobogan Ini Manfaatkan Limbah untuk Membuat Wayang

Yusnan Iguna saat memperlihatkan karyanya.

GROBOGANTODAY - Pandemi yang berlangsung hampir dua tahun sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Untuk  bisa menyambung hidup, mereka harus memutar otak. 


Salah satunya adalah seorang penjual mainan, Yusnan Iguna (31). Penutupan beberapa fasilitas publik dan tempat wisata, membuatnya kelimpungan. 


" Biasanya mengandalkan keramaian, tapi sekarang keramaian dilarang. Jadi penghasilan drop,tidak seperti biasanya," ungkapnya.


Banyaknya waktu luang yang ia habiskan di rumah, membuat tangannya tak bisa diam. Ide kreatifnya muncul saat melihat beberapa barang tak terpakai di rumahnya. Ia pun akhirnya mencoba membuat wayang.


" Karena bahan bakunya limbah, maka wayang ini saya beri nama wayang limbah," katanya.


Beberapa limbah yang ia gunakan  di antaranya botol air mineral, plastik kresek bekas belanja, pralon bekas, gagang sapu, bungkus kopi, dan kain perca. Sedangkan untuk membentuk limbah-limbah tersebut menjadi wayang, ia menggunakan korek api dan lem.


" Seperti membentuk wajahnya,saya gunakan korek api ini. Sama halnya dengan membentuk lekuk tubuhnya,"  katanya.


Menurut Yusman, proses pembuatan wayangnya saat ini  terus mengalami perkembangan. Awalnya, ia menggunakan bambu untuk membuat wayang. Karena dirasa  berat, ia mencoba menggunakan limbah botol plastik  yang lebih ringan. ‎


" Karena bambu berat, saya coba dari bahan botol bekas, ternyata bisa. Tapi tidak langsung bagus seperti sekarang ini," ujarnya.


Tak hanya itu, bagian tangan yang awalnya menggunakan bambu diganti menggunakan bungkus kopi kemasan. Kemudian kain perca digunakan sebagai pakaian yang dikenakkan wayang. Sedangkan plastik kresek dimanfaatkan untuk pewarnaan.


" Membuat satu tokoh wayang membutuhkan waktu sekitar 3 hari, tergantung kerumitannya juga. Satu tokoh wayang saya hargai Rp 300 ribu," katanya. 


Yuslan mengaku tidak membeli bahan-bahan yang ia butuhkan untuk membuat wayang limbah. Barang-barang tersebut ia peroleh di lingkungan sekitarnya. Banyaknya sampah plastik di sekitarnya membuatnya termotivasi untuk bisa mengurangi menjadi karya yang bermanfaat.


" Kalau bahannya saya beli,sama saja dengan menambah jumlah sampah plastik," ungkapnya saat ditemui di rumahnya di Jalan Soponyono II, Purwodadi.


 Ia berharap pandemi segera berakhir sehingga bisa beraktivitas seperti biasanya. Ia bermimpi, bisa membuat pagelaran wayang sendiri.


" Pengin punya tokoh yang bisa menjadi ikon Kabupaten Grobogan," pungkasnya.


SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post