Terendam Banjir, Petani Desa Lemah Putih Panen Dini
BRATI, Grobogantoday.com- Petani di Desa Lemahputih, Kecamatan Brati,
Kabupaten Grobogan harus memanen padi lebih awal agar tidak merugi. Hal ini akibat rendaman banjir yang sudah berlangsung dua minggu. Petani harus mengeluarkan biaya dua kali lipat
saat memanen padi mereka. Tingginya biaya panen dan harga gabah yang turun
membuat petani semakin merugi. “ Rendaman ini sudah berlangsung hampir dua
minggu. Ini akibat meluapnya anak sungai Lusi. Saya terpaksa memanen, karena
takut banjir semakin tinggi,” jelas Katijo,
petani Desa Lemahputih.
Ungkapan yang sama
diungkapkan Ngatmin, petani yang lain. Menurutnya, hampir 14 hari sawah
miliknya terendam banjir. Karena takut busuk, ia berupaya memanen padinya
sebelum waktunya. “Karena belum juga surut,
saya berinisiatif untuk memanen dini. Takutnya nanti banjir semakin besar dan
padi menjadi busuk,” jelasnya.
Untuk memanen padi
dalam genangan banjir, petani harus mengeluarkan biaya dua kali lipat. Ditambah
lagi harga gabah di tingkat petani juga turun. Sebelumnya, harga gabah mencapai
Rp 5 ribu, kini turun hingga Rp 4300. “Sawah punya saya kebanjiran semua. Sudah
mau panen malah banjir, jadi susah. Udah mau surut malah banjir datang lagi,”
tambah Ansori, petani yang lain.
Menurut Edi Paryono,
Kaur Umum Desa Lemahputih, sebanyak 80 hektar sawah terendam banjir. Sedangkan
rumah warga yang masih terendam sebanyak 12
rumah. Untuk mengantisipasi gagal panen, petani melakukan panen dini. “Sekitar
80 hektar sawah terendam banjir. Agar tidak terjadi gagal panen, mereka memanen
dini padi mereka,” jelasnya. (RE)
Post a Comment
Post a Comment