-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Bupati Beri Lampu Hijau Pembangunan Museum di Banjarejo

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Bupati Beri Lampu Hijau Pembangunan Museum di Banjarejo


GROBOGAN- Koordinasi Kepala BPSMP Sangiran, Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Kades Banjarejo untuk menyelamatkan temuan fosil stegodon dengan Bupati Grobogan, Sri Sumarni, berbuah manis. Bupati mengintruksikan dinas terkait untuk segera mempersiapkan segala sesuatu untuk pendirian museum di Desa Banjarejo. Demikian diungkapkan Sri Sumarni saat menerima rombongan yang dipimpin Kepala BPSMP Sangiran, di ruang kerjanya, Selasa (11/7/2017). 
 “Kian hari penemuan semakin banyak. Masalah pembuatan museum harus segera dipersiapkan oleh dinas terkait. Bagaimana mekanismenya, bisa koordinasi dengan BPSMP Sangiran,” ungkap Sri Sumarni.
Keseriusan untuk membuat museum di Banjarejo ditunjukkan bupati dengan meminta ajudannya supaya menghadirkan Kepala Bapppeda Anang Armunanto untuk bergabung dalam pertemuan tersebut. Setelah hadir di ruang kerjanya, Sri Sumarni meminta Anang untuk segera menyiapkan konsep pembuatan museum.
“Semakin banyak yang ditemukan di Banjarejo. Lama-lama rumah pak Kades tidak muat.Untuk itu, butuh tempat penyimpanan yang lebih representatif. Salah satu persiapan yang perlu dilakukan adalah menyediakan tanahnya dulu dan setelah itu baru dipersiapkan pembuatan gedungnya,” tegas bupati wanita pertama di Grobogan itu.
Kepala BPSMP Sangiran Sukronedi menyambut baik rencana pembuatan museum tersebut. Sebab, potensi benda bersejarah di Banjarejo dinilai luar biasa. Selain, benda peninggalan masa lalu (cagar budaya), banyak pula penemuan benda purbakala. “Potensi di Banjarejo cukup lengkap. Jadi sangat layak kalau didirikan sebuah museum disana. Kami dari BPSMP Sangiran tentunya akan memberikan dukungan semaksimal mungkin,” jelasnya.
Sukronedi menambahkan, untuk pengangkatan fosil stegodon masih membutuhkan waktu untuk melakukan kajian lebih lanjut. Pihaknya akan melihat berapa luas persebaran fosil. “Perlu kajian dulu, digambar dokumentasi. Jika sudah tahu berapa luas persebarannya baru kita angkat dan didata,” pungkas Sukronedi.
Selain dari BPSMP,  mereka juga dibantu dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Balai Konservasi Borobudur, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng dan Dinas Kebudayaan Jateng. (iya)


Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

1 comment

  1. Seperti sendang bulusan seharusnya juga dilestarikan...yg saat ini bulusnya mulai punah...sangat sangat sekali lho ya..

    ReplyDelete

Post a Comment

Iklan Tengah Post