-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Guru Honorer Ngadu Bupati Grobogan, Ada Apa?

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Guru Honorer Ngadu Bupati Grobogan, Ada Apa?



PURWODADI, Grobogantoday.com- Puluhan guru honorer mengadu Bupati Grobogan. Batasan usia dalam pendaftaran menjadi PNS menjadi permasalahan yang dihadapi ribuan guru honorer di Kabupaten Grobogan disampaikan kepada orang nomer satu di Grobogan ini. Bupati Grobogan, Ketua DPRD Grobogan dan Kepala Dinas Pendidikan menyambut baik kedatangan mereka di ruang rapat Wakil Bupati, Senin(15/10).

Dalam kesempatan tersebut, Idang Murdoko, Ketua PGHRI Kabupaten Grobogan  menyampaikan, peraturan tersebut telah membuat ribuan guru honorer  tak bisa mengikuti tes CPNS yang diselenggarakan pemerintah pusat lantaran melebihi batasan umur yang telah ditentukan, yakni 35 tahun. “Keputusan pemerintah itu seperti memberangus kesempatan para honorer untuk berkompetisi menjadi CPNS. Kami berharap untuk ditinjau ulang kembali,” katanya.

Pihaknya mendesak pemerintah pusat untuk mengeluarkan Perpu yang bisa mengakomodasi keluhan guru honorer.  “Guru honorer ditingkatkan statusnya menjadi PNS hingga tuntas tanpa tes. Kami berharap dilakukan penghapusan pengkategorian guru. Kami meminta keadilan yang sama dengan guru yang lain,” ujarnya.

Selain itu, kata Idang, guru honorer berharap kebijakan daerah  untuk mendapatkan kesejahteraan yang layak. Pihaknya berharap ada klasifikasi untuk guru honorer menurut masa kerjanya. “ Tidak ada lagi kesenjangan sosial. Harusnya ada klasifikasi untuk guru honorer, yakni untuk masa dibawah 5 tahun mendapatkan Rp  200 ribu, masa  kerja 5-10 mendapatkan Rp 500 ribu, serta masa kerja 10 tahun keatas mendapatkan Rp 1 juta,” ungkapnya.

Bupati Grobogan, Sri Sumarni, mengaku prihatin  dengan permasalahan yang dihadapi guru honorer saat ini. Pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memperjuangkan nasib guru honorer, mulai dari  mengadu kepada  Menpan RB  dan anggota DPR RI. Namun sampai saat ini belum mendapatkan titik terang. “Dari saya sebelum dilantik sudah curhat menpan. Saya juga menangis, tenaga tidak dihargai sekarang ini,” ungkapnya.

Sri Sumarni berjanji akan  terus memperjuangkan nasib guru honorer.  Ia meminta kepada guru honorer  untuk bersabar. “ Untuk SK, kalau tidak melanggar aturan, saya siap menandatangani.  Saya pun mendorong dapat sertifikasi,” katanya. (RE)


Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post