Jaga Tradisi Kungkum 10 Suro
GROBOGAN,Grobogantoday.com- Tradisi kungkum di malam 10 Suro/Muharram oleh warga Desa Sumberjatipohon, Kecamatan Grobogan,Grobogan, masih tetap terjaga hingga saat ini. Bertempat di pemandian Jatipohon, warga desa setempat menggelar mandi bersama. Ritual ini dipercaya bisa membuat awet muda. Demikian diungkapkan Kades Sumberjatipohon, Eni Endarwati di sela-sela acara, Rabu(19/9).
“Ritual ini tak hanya diikuti orang tua saja, banyak anak-anak yang ikut acara ini. Walaupun tengah malam, mereka sangat antusias. Mandi bersama di sendang sebagai ajang ritual untuk mandapatkan keberkahan," ungkap Kades perempuan yang sangat aktif mempromosikan wisata di desanya.
Eni sudarwati menjelaskan, secara turun temurun tradisi kungkum di malam sepuluh suro masih dilakukan masyarakat desanya. Warga akan mengikuti setiap prosesi yang dilakukan. Mulai dari arak-arakan barongan, makan ingkung atau daging ayam bersama-sama hingga mandi bersama-sama. “Acara dimulai dengan pengajian umum dan santunan anak yatim di balai desa. Setelah itu warga bersama-sama berjalan menuju sendang. Sebelum ritual kungkum dimulai, terlebih dahulu diadakan doa bersama dan tabur bunga di pemandian,” ungkapnya.
Kedatangan mereka tidak hanya sekedar mandi, namun warga mempercayai bahwa dengan mandi dan berendam di malam sepuluh Suro akan membawa berkah tersendiri bagi mereka. "Ini tergantung masing-masing saja. Kami percaya mandi di malam sepuluh sura akan membawa berkah tersendiri seperti awet muda cepat mendapat jodoh menghilangkan penyakit rejeki lancar dan berbagai harapan warga dicurahkan dimalam sepuluh suro. Namun kita berupaya untuk memelihara tradisi nenek moyang kita. Selain itu untuk menarik wisatawan datang kesini," ungkap Beni, salah seorang warga yang mengikuti prosesi kungkum .
Beni menjelaskan, tempat pemandian tersebut merupakan bekas bangunan di jaman kolonial Belanda.Tidak saja warga Jatipohon, nonik-nonik Belanda juga memanfaatkan air tersebut untuk mandi. "Memang dari cerita simbah dulu, daerah sini banyak dihuni orang Belanda. Mereka sering mandi disini," katanya.
Bella, salah seorang remaja yang ikut ritual mengaku, selain meramaikan tradisi kungkum, keikutsertaannya merupakan upaya generasi muda untuk menjaga tradisi turun temurun."Meskipun saat ini sudah jaman modern namun sebuah tradisi Jawa peninggalan leluhur harus kita jaga dan lestarikan. Jangan sampai generasi sekarang tidak tahu,” tuturnya.(RE)
Post a Comment
Post a Comment