-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Koplak Dokar Akan Menjadi Pusat Kuliner dan Oleh-oleh

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Koplak Dokar Akan Menjadi Pusat Kuliner dan Oleh-oleh


GROBOGAN-Terkait akan digunakannya kawasan koplak dokar untuk pusat kuliner dan  oleh-oleh,para penghuni eks Stasiun Purwodadi diberi surat peringatan ketiga (SP3) oleh manajemen PT KAI Daops IV Semarang, Senin (14/11). Dalam surat tersebut, penghuni diberi tenggat sampai tanggal 18 November untuk membongkar tempat tinggal semi permanen.

Penyampaian surat tersebut dikawal oleh personil Satpol PP, Polres Grobogan dan Kodim 0717/Purwodadi. Sebanyak 54 penghuni diberi surat dan dimintai tantangan penerimaan surat.Senior Manajer Penjagaan Aset PT KAI Daops IV Semarang, Eman Sulaiman mengatakan, rencana pembongkaran sedang dibahas dengan instansi terkait di Pemkab Grobogan dan aparat keamanan. Dia memastikan pembongkaran pada akhir November.

"Kami beri SP1 sampai SP3, bukannya tidak akan membongkar, itu hanya prosedur. Kami minta dibongkar sendiri dulu jadi bahan bangunan bisa dibawa pulang, kalau kami yang bongkar nanti sudah hancur karena pakai alat berat," katanya, ditemui usai rapat koordirnasi di Ruang Rapat Bupati komplek Setda Grobogan, Senin (14/11).


“Jika dalam batas waktu yang kami berikan tidak  juga diindahkan maka akan kami gusur,  kami berharap lahan milik PT KAI ini bersih dari prostitusi. Terlebih lokasi yang berada di pusat kota. Serta pembongkaran ini bertujuan untuk penataan kota. Sebab, selama ini kawasan tersebut dikenal sebagai kawasan kumuh dan tempat prostitusi di tengah kota,” jelasnya.


Sri Ningsih(42),salah seorang penghuni koplak dokar mengaku hanya bisa pasrah dengan keputusan PT KAI.Dia berharap,penghuni diberikan kelonggaran untuk membongkar kios mereka."Setidaknya kami minta  diberi ganti rugi ,minimal direlokasi," harapnya.Sri Ningsih mengaku,sudah lebih dari 5 tahun mengais rejeki di koplak dokar.


Sri Utami (44),penghuni yang lain mengaku akan pulang ke rumahnya di daerah Wirosari. Selama di pemukiman liar itu, dia mengontrak kepada tetangganya dengan biaya Rp 300 ribu per bulan. "Di sini sejak tahun 2002. Paling nanti pulang. Di sana sudah ada kios," katanya.

Kawasan yang dikenal sebagai Koplak Dokar menjadi tempat hiburan esek-esek sesaat sejak puluhan tahun yang lalu.Setidaknya terdapat 80 wanita pekerja seksual yang beroperasi di malam hari.Banyak warga yang mendukung alih fungsi kawasan ini.”Jika koplak dokarv menjadi pusat oleh-oleh dan kuliner sangat bagus sekali.Soalnya selama ini belum ada pusat kuliner diPurwodadi,” ungkap Deni,salah satu warga Purwodadi.(ire)
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post