-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Ratusan Warga Datangi Jamasan Bende Becak di Katekan, Brati

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Ratusan Warga Datangi Jamasan Bende Becak di Katekan, Brati

Prosesi jamasan bende becak di Pasiraman, Katekan. 

GROBOGANTODAY - Setiap tahun bertepatan dengan bulan Sapar(penanggalan Jawa) selalu di peringati Jamasan Pusaka Bende Becak Nyi Nawang Wulan. Acara tradisi yang menyedot perhatian masyarakat Grobogan bahkan dari luar kota. Ribuan warga berjubel memadati area yang di pergunakan untuk ritual penjamasan pusaka Nyi Nawang Wulan,Di Dusun Pasiraman,Desa Katekan,Kecamatan Brati, Jumat (9/9/2022).


“Acara Jamasan Bende Becak selalu diadakan setiap bulan Sapar.Untuk harinya adalah Jumat Pahing atau Jumat Pon,dipilih yang tanggal muda, tetapi di atas tanggal 10,” jelas Siswo(74),salah satu sesepuh desa.


Sejak pagi hari lokasi penjamasan, rumah juru kunci Purwono sudah dikerumuni banyak orang yang membawa botol atau pun tempat minum. Botol-botol tersebut digunakan untuk mengambil air bekas jamasan atau air yang sudah dicelup benda peninggalan dari leluhur itu.



Pukul 13.00 WIB acara penjamasan dimulai.Bende becak yang disimpan di rumah juru kunci diarak menuju tempat penjamasan.Sembilan orang sesepuh yang sudah ditunjuk menjadi pengiring menyertai juru kunci menuju tempat ritual.


”Sebelum diberangkatkan, diadakan acara doa bersama. Setelah sampai di lokasi penjamasan, bende dibuka dari peti pusaka,bende becak kemudian dijamasi, selanjutnya dibedaki,” tutur Purwono, sang juru kunci.


Air bekas jamasan dan bedak inilah yang diperebutkan pengunjung. Eni(51), warga Sukolilo, Pati mengaku sengaja datang untuk mendapatkan berkah. 

Warga berebut air jamasan. 


"Saya baru pertama kali ke sini. Dengar-dengar dari tetangga ada acara ini, saya langsung ke sini. Sampai berdesak-desakan untuk mendapatkan airnya," ungkapnya. 


Lain halnya dengan Parmo(57),dia mengaku jauh-jauh dari Kudus untuk mengikuti seluruh prosesi penjamasan. “Sejak saya muda ,saya selalu hadir di acara ini. Saya menunggu simbol yang akan muncul setahun ke depan. Di dalam peti ada apanya dan suaranya nyaring tidak, itu dipercaya sebagai perlambang,” tuturnya.


Usai penjamasan, bende becak kembali dimasukkan ke dalam peti khusus dan dibawa kembali ke rumah juru kunci untuk disimpan. 


Selain memperebutkan air dan bedak, ratusan pengunjung juga berebut untuk mendapatkan nasi yang sebelumnya telah didoakan. Mereka rela berdesak-desakan untuk mendapatkannya. 


Diketahui, untuk tahun ini di dalam peti penyimpanan bende becak tidak ditemukan apa-apa atau kosong. 

 

Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post