-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Penerbang Terbaik dari Grobogan Telah Tiada

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Penerbang Terbaik dari Grobogan Telah Tiada


GROBOGAN-  Jatuhnya helikopter milik Basarnas di Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Temanggung, Minggu(2/7) membawa duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Begitu juga keluarga Capt pilot, Kapten Laut(P) Haryanto di Grobogan. Ia meninggalkan satu istri dan tiga putra.
Kapten Laut(P) Haryanto, merupakan putra sulung pasangan Sali dan Marmi. Ia berhasil lulus Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 2007. Kabar kecelakaan, pertama didengar dari kerabat yang melihat unggahan gambar di media sosial."Kabar pertama yang kita dengar tentang jatuhnya heli Basarnas melalui  gambar-gambar di media sosial," ungkap Sujatmo, kerabat korban, sekaligus Kades Pulorejo.

Dalam gambar, tambah dia, terlihat jika Kapten Haryanto bersama rekan-rekannya akan naik heli berwarna Orange. Lengkap dengan seragam Orange identitas Basarnas, tim yang hendak melakukan pantaun tampak masih sehat. "Keluarga tetap berharap Haryanto tetap selamat. Namun kabar yang mengejutkan ternyata yang kita terima," tambahnya.

Mayor Mar Ahmad Muthohar, salah satu senior almarhum saat duduk di bangku SMA maupun saat memulai karir di Akademi Angkatan Laut menjelaskan jika almarhum merupakan perwira penerbang TNI AL yang tangguh dan dapat diandalkan. “Dia adalah penerbang terbaik dari Grobogan. Dia juga sangat dekat dengan para seniornya, alumni AAL dari Grobogan,” jelasnya.

Tidak saja karier yang bagus, Mayor Laut (anr) Haryanto juga dikenal memiliki tradisi unik untuk menghormati orang tuanya. Pilot helikopter Dolpin milik Basarnas yang menjadi korban kecelakakan udara di Temanggung itu selalu mengelilingi langit di atas dusun Pelemwulung, Desa Pulorejo, Kecamatan Purwodadi sebanyak dua hingga tiga kali jika kebetulan melintas."Mas Haryanto sempat pulang lebaran kemarin. Yang beda, biasanya sempat pulang naik heli, tapi pulang kali ini naik mobil lewat darat. Biasanya sempat naik heli," ungkap Dwi Irawanto adik tunggal Mayor Laut Pelaut Anumerta Haryanto disela prosesi pemakaman pilot yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada misi kemanusiaan di Temanggung.

Mayor Haryanto, tambah Iwan panggilan adik almarhum, tidak memberi firasat apapun. Kabar meninggalnya diterima ketika Iwan sedang persiapan ke kampus di Universitas Negeri Semarng (Unnes). "Sama dengan saat lebaran, mas Haryanto pulang silaturahmi dan pulang.
Saya ditelepon adakecelakakan heli terus saya nusul ke lokasi danternyata kakak sudah dibawa ke rumahsakit," tambahnya.

Lain halnya dengan Komarudin(50), paman korban ini mengaku mendapatkan firasat sejak dua bulan silam. Ia mengaku bermimpi, di rumah orang tua almarhum sangat ramai dikunjungi orang. “Walaupun banyak orang, namun suasananya sangat sepi,” tuturnya.

Walaupun terlihat tegar menghadapi cobaan, istri almarhum terus menangis. Kelurga terus menghibur wanita berhijab ping dengan pakaian putih berbunga. Istri almarhum beserta anaknya mengikuti keselurahan upacara pemakaman sampai selesai.



Komandan Lanal Semarang Kolonel Laut (P) Hanarko Jodi Pamungkas, mengungkapkan alumni AAL 2007 dalam karier militernya sangat menonjol. Bahkan, almarhum mendapat kehormatan menerbangkan helikopter jenis Dolpin yakni helikopter baru yang dilengkapi dengan teknologi canggih.
"Kariennya sangat baik dan atas kerja keras almarhum negara memberikan jasa kenaikan pangkat dari Kapten Laut menjadi Mayor," ungkapnya sebelum melepas jenazah.

Dalam pemakaman ini, hadir pula  Bupati Grobogan, Kapolres Grobogan, Dandim 0717 Purwodadi serta ratusan saudara dan handai taulan mengiringi pemakaman salah satu putra terbaik Kabupaten Grobogan. (iya)
Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post