Solusi di Tengah Pandemi, Dinas Pendidikan Grobogan Akan Bentuk Rumah Belajar dengan Guling
"Akan dibuat kesepakatan dulu antara sekolah, komite dan orang tua. Kalau ada orang tua gak boleh, jangan dipaksa," jelasnya.
Amin menjelaskan, wacana rumah belajar dengan guling ini tercipta usai tiga kepala sekolah di lingkungannya mengikuti tugas diklat di Jogjakarta. Mereka mendapatkan tugas membuat inovasi untuk mengatasi pembelajaran di masa pandemi.
"Setelah dilakukan angket terhadap orang tua siswa. Hasilnya, sebagian besar orang tua menginginkan belajar tatap muka. Usia yang kita kelola masa anak-anak yang butuh pendampingan. Maka tercipta inovasi rumah belajar dengan guling," urainya.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan satgas covid dari desa, kecamatan hingga kabupaten untuk melaksanakan program tersebut.
"Wali kelas akan diundang siapa yang rumahnya representatif dan bisa digunakan untuk kegiatan ini," ujarnya.
Untuk jumlah peserta tiap kelompok, lanjutnya, berjumlah maksimal 10 orang. Sedangkan lama pembelajaran yakni 2 jam pelajaran atau 60 menit.
"Nanti akan dijadwalkan oleh sekolah. Guru akan berkeliling di beberapa titik, sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Yang terpenting, siswa memahami dan konsekuen mengikuti protkes. Disiplin guru mengikuti protkes juga hal yang menjadi perhatian," tuturnya.
Tak hanya memberikan materi pelajaran, guru diharapkan juga memberikan pelajaran budi pekerti dan pendidikan karakter.
"Di sela-sela ada budi pekerti, etika dan pendidikan karakter. Yang penting mengejar kurikulum minimal atau pandemi. Kelas 6 akan ada ujian, kelas 5 dan kelas 8 Oktober nanti juga ada AKM," pungkasnya.
Post a Comment
Post a Comment