-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Dimakan Usia, "Jembatan Teyeng" Peninggalan Belanda di Grobogan Runtuh

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Dimakan Usia, "Jembatan Teyeng" Peninggalan Belanda di Grobogan Runtuh

Jembatan runtuh ke Sungai Lusi. 

GROBOGANTODAY - Jembatan peninggalan Belanda yang melintas di atas Sungai Lusi, Desa Dapurno, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan runtuh pada Kamis (21/7/2022) sekitar pukul 02.30 WIB. Jembatan tua itu tidak lagi mampu menahan gempuran alam.


Puji Santoso, perangkat Desa Dapurno menceritakan, hujan deras beberapa waktu terakhir telah menggerus jembatan peninggalan kolonial Belanda itu.


“Dua hari yang lalu, ada warga yang melintas dengan sepeda. Namun karena jembatan bergoyang saat dilantasi, ia mengurungkan niatnya dan kembali lagi," katanya. 


Menurut dia, deras hujan menyebabkan debit air Sungai Lusi meningkat sehingga mengikis bangunan pondasi di sisi selatan. Terlebih lagi, struktur bangunan jembatan yang tak lagi kokoh karena dimakan usia.


"Sangat disayangkan, jembatan yang memiliki nilai sejarah ini roboh dimakan usia," ujarnya. 


Puji menambahkan, sebelum dibangunnya jembatan gantung, jembatan tersebut merupakan akses utama warga. Warga yang memiliki lahan pertanian di seberang sungai selalu melintasi jembatan tersebut. 


"Setelah ada jembatan gantung, warga sudah jarang menggunakan jembatan ini. Jika biasanya warga selalu melakukan perawatan, sejak ada jembatan gantung sudah tidak dirawat lagi," katanya. 


Berdasarkan pantauan di lokasi, rel jembatan yang putus sekitar 20 meter. Terlihat besi jembatan berserakan di sungai tersebut. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.


Sebagai informasi, jembatan itu berusia lebih dari 100 tahun dan merupakan penginggalan Belanda. Dalam sejarahnya, jembatan ini digunakan untuk menghubungkan Kecamatan Wirosari dan Kradenan dengan objek wisata gunung lumpur Bledug Kuwu. Kandungan garamnya yang tinggi membuat Belanda tertarik mengirim garamnya dari Bledug Kuwu.


Maka agar pengiriman itu efisien, dibangunlah jalur baru yang menghubungkan Wirosari dengan Kradenan. Jalurnya sepaket dengan jalur-jalur cabang lainnya di lintas Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) dan diresmikan pada tanggal 1 November 1898.


Jalur ini ditutup pada tahun 1996 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum, serta akses ke Bledug Kuwu yang semakin mudah tanpa perlu kereta api. 

Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post