-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Jembatan Ambruk di Karangsono Masih Mangkrak

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Jembatan Ambruk di Karangsono Masih Mangkrak


KARANGRAYUNG – Walaupun sudah roboh sekitar 10 bulan yang lalu, namun jembatan penghubung Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung dengan Desa Suru,  Kecamatan Geyer belum ada tanda-tanda penanganan. Badan jembatan yang semula masih bersandar pada pilar, saat ini pun sudah roboh seluruhnya ke sungai. “Bina marga sudah pernah kesini saat pertama kali ambruk. Namun sampai saat ini belum ada kejelasannya,” ungkap Ali Daryanto, Kasi Kesejahteraan Desa Karangsono kepada Grobogan Today .

Ali Daryanto menjelaskan bahwa jembatan tersebut dulunya merupakan aset Perhutani, namun setelah diserahkan kepada Pemkab Grobogan,jembatan tersebut dibangun dengan dana APBD Grobogan.”Pembangunannya selama 2 tahap,yaitu tahun 2011 dan 2012. Di tahun 2011 dibangun tiang penyangga dan   pilar besi,disusul tahun 2012 dengan pembetonan,” jelasnya saat meninjau lokasi.

Ali menambahkan,jembatan tersebut awalnya hanya mengalami longsor disisi sebelah utara sejak Sabtu(29/10/2016). “Karena intensitas hujan yang tinggi,air membentur sisi utara,sehingga tiang penyangga jembatan roboh. Pertama kali badan jembatan masih bersandar di pilar tengah, namun saat ini sudah roboh semua,” tuturnya.



Ambruknya jembatan yang menghubungkan 2 kecamatan tersebut membuat aktifitas warga terganggu. Jembatan perbatasan Desa Karangsono dengan Desa Suru tersebut merupakan jembatan utama yang biasa dilalui warga untuk jalur perekonomian.Kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas.Membuat warga harus memutar sejauh 4 kilometer.

Suwarti(40),salah seorang warga Desa Suru menuturkan,jembatan tersebut  belum lama dibangun.”Jembatan ini baru dibangun sekitar tahun 2011, karena sering tergerus air,tiang penyangga jembatan jadi roboh,” jelanya.

Suwarti mengaku sangat terganggu dengan robohnya jembatan tersebut. “Kalau mau berangkat ke sawah harus melintasi sungai.Apalagi kalau panen,harus memutar jalan sejauh 4 kilometer,” keluhnya.

Desi(18),warga Dusun Wonorejo, yang letaknya dekat dengan jembatan mengungkapkan,saat ini dia kemana-mana harus berputar arah.”Kasihan anak sekolah,harus menyeberang ke sungai tiap hari.Kalau air sungai lagi tinggi,anak-anak  ketakutan dan terpaksa putar arah. Saya harap, jembatan segera dibangun lagi” ungkapnya.

Dia berharap,jembatan yang merupakan akses utama roda perekonomian di desanya segera dibangun kembali.(iya)
Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post