Membetengi Grobogan Dari Radikalisme, Komunitas Wisata Grobogan Adakan Seminar Kebangsaan
PURWODADI- Isu kebangsaan dan radikalisme menjadi salah satu isu hangat akhir-akhir
ini. Kendati belum muncul, namun radikalisme yang bisa mengancam negara
kesatuan republik Indonesia (NKRI) juga berpotensi muncul di Kabupaten
Grobogan. Karenanya, semua elemen masyarakat harus terlibat . “Kita (kodim) dan
Intel Polres selalu berkoordinasi. Dari temuan dilapangan, radikalisme memang
belum muncul. Namun, potensinya ada,” ungkap Pasi Intel Kapten Inf Budi
Purwanto, dalam Seminar Kebangsaan, di Aula Kodim 0717/Purwodadi, Selasa
(10/10).
Dengan potensi yang ada, Pasi Intel
mengharapkan, masyarakat dan kalangan muda ikut membentengi daerah dari potensi
yang mengarah ke perpecahan. Perpecahan, tambah Budi Purwanto, tidak saja
disebabkan oleh perselisihan fisik. Namun, sudah mengarah pada proxy
war yakni perang dimana salah satu pihak menggunakan pihak ketiga atau
kelompok lain untuk berperang melalui berbagai Aspek ipoleksosbud dan aspek
lain. Salahsatunya untuk memmecah belah.“Untuk meminimalisasi perpecahan, salah
satunya kita bangun dengan menggalakkan gotongroyong,” tambahnya.
Kasat Intel Polres Grobogan AKP Antonius
Wiyono menjelaskan, saat ini Indonesia sedang menghadapi Propaganda medsos. “Indonesia menghadapi ancaman baru yang lebih dahsyat, bukan hanya
tujuannya namun pada cara dan instrumennya. Mengapa dahsyat
? Karena sasarannya besar, mampu mempengaruhi pikiran manusia (opini) secara
masal, dalam waktu singkat, dengan biaya yang murah dan sulit dilacak,” ungkapnya.
Bukan hanya
Indonesia namun banyak negara menghadapi hal yang sama, masing-masing
menghadapi dengan bermacam-macam cara. Tiga ancaman yakni
Provokasi, Agitasi dan Propaganda. Provokasi seperti kegiatan untuk menyulut kebencian, kemarahan hasutan kepada
orang banyak untuk mengadakan huru-hara, pemberontakan, dan sebagainya.
“Biasanya dilakukan oleh tokoh atau aktivis partai
politik; pidato yang berapi-api untuk mempengaruhi massa sebuah upaya
disengaja dansistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran
atau kognisi dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon
sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda,” tambahnya.
Terkait empat pilar kebangsaan, anggota
Fraksi PDI Perjuangan DPRD Grobogan, Dheky Kenedi mengungkapkan, seluruh elemen
masyarakat saat ini perlu disiapkan menjadi garda terdepan dalam menjaga
pancasila dan mewujudkan tujuan NKRI. Sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD
45 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dasar bangsa.“Sejalan
dengan konsep revolusi mental yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Joko
Widodo dalam program Nawacitanya dengan tujuan untuk lebih memperkokoh
kedaulatan negara,” ungkapnya.
Pujiyanto, Ketua Panitia seminar
Kebangsaan mengungkapkan, seminar diharapkan menjadi bagian dari keikutsertaan
warga Grobogan dalam menjaga keamanan dalam keanekaragaman.
“Seminar diikuti perwakilan siswa,
mahasiswa, pemerintah dan LSM. Diharapkan akan tumbuh semengat kebinikaan
ditangah-tengah masyarakat,” ungkapnya.
Siti Nurrofi, salah seorang pelajar dari
MAN Purwodadi mengaku sangat senang mengikuti seminar kebangsaan. Menurutnya,
dengan mengikuti acara terbut, ia menjadi lebih tahu arti pentingnya
nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air. “Memang bangsa Indonesia
berbhineka, namun kita harus menjaga keanekaragaman tersebut menjadi sebuah
kekuatan pemersatu bangsa,” tuturnya. (iya)
Post a Comment
Post a Comment