-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Petani Grobogan Berharap Pemerintah Tak Impor Beras

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Petani Grobogan Berharap Pemerintah Tak Impor Beras

SERAHKAN BANTUAN BIBIT: Muhammad Syakir, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan Provinsi Jawa Tengahmemberikan bantuan kepada para petani berupa bibit padi varietas Ciherang Plus (Impari 30).

PENAWANGAN,Grobogantoday.com- Panen raya di Desa Ngeluk, Penawangan, Kamis (11/1) pagi tak seperti biasanya.  Panen raya kali ini, petani disambangi para pejabat Kementerian Pertanian Provinsi Jawa Tengah. Pada kesempatan itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan Provinsi Jawa Tengah, Dr. Ir. Muhammad Syakir didampingi Ka Dinas Pertanian Grobogan, Ir. Edhie Sudaryanto, MM, Dandim 0717 Letkol Arm Teguh Cahyadi, serta perangkat kecamatan Penawangan dan desa Ngeluk ikut meramaikan acara panen raya tersebut.

Muhammad Syakir,Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan Provinsi Jawa Tengah mengapresiasi produksi padi di Kabupaten Grobogan yang  terus surplus. Lahan yang siap dipanen seluas 60 hektar terletak di hamparan sekitar 278 ha milik para kelompok tani yakni kelompok tani Subur Makmur, kelompok tani Suka Karya dan kelompok tani Suka Makmur. “Sebagian varietas yang ditanam adalah varietas Ciherang dengan rata-rata produksi 7-9 ton/Ha GKP,” jelasnya.

Muhammad Syakir menjelaskan,  sistem tanam yang dikerjakan petani di Desa Ngeluk ini menggunakan sistem jajar legowo 5:1 yang ditanam secara manual. Hanya sebagian kecil sekitar 5% yang menggunakan sistem tanam transplaster karena petani kesulitan menggunakan persemaian Dapog.

“Sumber air di Desa Ngeluk ini selalu tersedia sepanjang waktu yang bersumber dari Waduk Kedungombo sehingga petani dapat melaksanakan tanam sebanyak tiga kali dalam setahun dengan pola tanam yang biasa mereka terapkan yakni padi-palawija-padi atau padi-padi-palawija,” tambahnya.

Kelancaran panen para petani ini juga terbantu setelah adanya bantuan pompa air yang dapat mengairi persawahan seluas 492 Ha tersebut.Dengan kehadiran para pejabat di lingkungan pertanian ini, para petani mengharapkan agar pemerintah tidak melakukan impor beras. “Saat ini petani sudah mulai panen jadi kami meminta agar pemerintah tidak perlu impor beras karena berdampak pada harga panen,” tutur Suwaji, ketua Gapoktan Suko Makmur pada saat sesi tanya jawab.

Menurut para petani harga GKP saat ini ditingkat penabas Rp 4.500,- per kg. Sementara di tingkat pengumpul Rp 5.500/kg. Harga tersebut selisih Rp 1.800,- dari HET yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 3.700/kilogramnya.

Dalam kegiatan ini pula, Muhammad Syakir memberikan bantuan kepada para petani berupa bibit padi varietas Ciherang Plus (Impari 30). “Ini adalah varietas padi terbaru. Kelebihan varietas ini, umurnya lebih pendek, lebih tahan hama dan genangan, dan hasilnya lebih tinggi,” kata Syakir.

Selain memberikan bantuan berupa benih padi, Balitbang Kementan Provinsi Jateng akan meningkatkan bantuan yang dibutuhkan petani dalam rangka ikut menyukseskan program Tiada Hari Tanpa Panen yang diterapkan Kementan.


“Dengan dukungan peralatan dan sarana modern maka sudah bisa dilihat hasilnya, yaitu hampir tiap bulan petani bisa panen padi. Seperti saat ini, ada petani yang panen pada bulan Januari. Sebelumnya, belum pernah petani disini panen pada awal tahun,” pungkasnya. (TYA/RE)
Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post