-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Tahun 2018, Tiga Hari Sekali Satu Rumah di Grobogan Terbakar

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Tahun 2018, Tiga Hari Sekali Satu Rumah di Grobogan Terbakar



PURWODADI,Grobogantoday.com- Tahun 2018  angka kebakaran di Kabupaten Grobogan meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya. Setiap tiga hari sekali, satu rumah di Kabupaten Grobogan terbakar. Bahkan, per dua pekan tiga rumah beserta perabot rumah tangga ludes dilalap sijago merah.

Dari data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, tidak saja terjadi pada musim kemarau. Namun, pada musim penghujan kasus kebakaran rumah juga bias menimpa warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak tersebut.Kepala BPBD Kabupaten Grobogan mencatatkan, Endang Sulistiyoningsih, Kamis (24/1) menjelaskan, kasus kebakaran dalam setiap bulan lebih dari 12 kasus. “Bulan Januari tercatat menjadi bulan terendah kasus kebakaran. Ada 1 kasus kebekaran dengan kerugian Rp 5 juta,” katanya.

Di bulan selanjutnya, jumlah kebakaran terus meningkat. Dimana, pada Bulan Februari, terjadi kasus kebakaran mencapai tiga kasus, Maret 4 kasus. “Bulan Maret, kasus kebakaran naik dua kali lipat yakni terjadi 10 kasus kebakaran dengan kerugian masing-masing Rp 60 juta dan Rp 73 juta,” katanya menguraikan kasus kebakaran triwulan pertama tahun 2018.

Memasuki semester pertama tahun 2018, angka kebakaran terus meningkat. Dimana, pada Bulan April dan Mei, terjadi 10 dan 18 kasus kebakaran. Dalam dua bulan terakhir, jumlah kerugian meningkat tajam yakni masing-masing Rp 536 juta dan Rp 940 juta.
“Bulan Juli, kasus yang sama memunculkan kerugian jauh lebih tinggi yakni Rp 1,449 miliar dari 18 kebakaran yang terjadi. Selama satu tahun, jumlah kebakaran mencapai 148 kasus atau setara pertiga hari terjadi satu kasus kebekaran dengan total kerugian mencapai Rp 11.687.000.000,” tambahnya.

Dari data di BPBD, kasus kebakaran di tahun 2018 naik signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 89 kasus kebakaran. “Jumlah kebakaran tahun 2018 naik signifikan di banding 2017. Penyebab terbanyak karena konsleting listrik, bediang, puntung rokok, kompor gas dan tunggu dapur. Bediang, menimpa warga yang memelihara ternak dan memanfaatkan asap jerami untuk menghilangkan nyamuk dan lalat pada hewan. Namun, karena ditinggal maka api menjalar membakar kandang bahkan ada yang merambat pada rumah,” tambahnya.

Atas insiden itu, Kalakhar BPBD Grobogan, menghimbau warga untuk lebih hati-hati saat menggunakan kompor gas ataupun peralatan yang menimbulkan kobaran api. “Khususnya dalam pemakaian kabel listrik, kami menghimbau jangan sembarangan. Gunakan sesuai saran dari PLN dalam penggunaan kabel,” tambahnya.

Tingginya kasus kebakaran, mengundang keprihatinan Ketua DPRD Kabupaten Grobogan, Agus Siswanto. Kasus kebakaran, perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah Kabupaten. Diharapkan, pemberian edukasi dilakukan sehingga mampu meminimalisasi potensi kebakaran. “Edukasi oleh dinas terkait diperlukan. Pengertian resiko bencana bisa diberikan dengan mengiatkan kelompok masyarakat dan membentuk relawan bencana hingga ke desa,” ungkapnya.

Perihal bediang atau api yang dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk yang akan menyerang hewan, Agus mengharapkan keberadaan kandang dibangun terpisah dengan rumah. “Sehingga ketika terjadi bencana kebakaran, kemungkinan kerugian lebih besar bisa diminimalisasi,” tambahnya.

Pihaknya menghimbau  kepada masyarakat   untuk berhati-hati  terhadap barang yang bisa menyebabkan kebakaran, terutama pada saat rumah di tinggal bepergian. “ Harus dicek dulu sebelum meninggalkan rumah,” pungkasnya. (RE)

Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post